Rabu, Maret 25, 2009

Hubungan paham positivisme dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologis dalam penelitian Kualitatif

Pada dsarnya Penelitian Kuantitatif merupakan penerapan dari paham positivisme. Dan secara secara garis besar Positivisme dalam penelitian kualitatif didasarkan pada asumsi Ontologis, epistemologis, dan Aksiologis.

Asumsi ontologis positisme

  • Segala sesuatu adalah riil (real), nyata, sehingga di dalam fenomena/gejala social: apa-apa yang tidak nyata dianggap bukan fenomena social.
  • Benda-benda yang ada disekitar kita adalah objek, dan yang ada di dalam pikiran kita bukan objek.
  • Segala sesuatu memiliki pola yang bersifat Universal.

Dalam penelitian kuantitatif semua yang diteliti (objek penelitian) dijelaskan dalam angka dan jumlah bukan dari kata-kata dan bahasa sehingga apa yang diteliti tersebut mendapatkan bukti yang otentik bahwa objek tersebut adalah nyata dan dapat diukur melalui angka. Bila tidak dapat diukur melalui angka, maka dalam penelitian kuantitatif objek tersebut dinyatakan tidak ada atau tidak real. Karena hasil penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah maka hasil tersebut dapat digeneralisasikan.



Asumsi epistemologis positisme

  • Dalam pendekatan kuantitatif, individu adalah seseorang yang bebas nilai. Individu tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat pada individu lain. Karena individu bebas nilai, maka individu tersebut dapat melihat fenomena atau gejala secara objektif dengan menggunakan kreteria-kreteria universal.
  • Ilmu pengetahuan adalah cara terbaik yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengatahuan, dan karena konsep ilmu pengetahuan dilandasi oleh adanya fakta atas fenomena yang terjadi maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan dapat menggantikan akal sehat.
  • Pendekatan kuantitatif mengaganggap bahwa segala sesuatu adalah nyata, bias dipelajari, karena dalam penelitian kuantitatif objek yang akan diteliti harus bias dikatakan dengan jumlah dan angka, maka untuk memperoleh objek yang dapat dihitung objek tersebut harus nyata (real). Selain itu pendekatan kuantitatif juaga bersifat universal, sehingga pendekatan ini menggunakan pola universal yang ketat agar hasil penelitian dapat diakui secara universal.
  • Pola pendekatan kuantitatif bersifat baku, linier, dan bertahap. Dalam hal ini penelitian kuantutatif mamandang bahwa hasil penelian yang telah dilakukan bersifat baku atau objektif bukan subjektif.
  • Proses penelitian kuantitatif bersifat deduktif, yaitu berangkat dari sebuah konsep yang bersifat umum ke hal-hal yang khusus, dan menerapkan prinsip nomotik yaitu hanya mengambil gejala inti saja, dengan mengabaikan gajala yang lainnya.

Asumsi Aksiologis positisme

Pendekatan kuantitatif mencari penjelasan mengapa sebuah fenomena atau gejala terjadi di dalam pola-pola yang sudah ada. Jadi pola dari kejadian yang sudah ada itu bias dijelaskan, maka pola tersebut semakin meyakinkan dan tak terbantahkan. Dan jika pola yang sudah ada tidak dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang sudah ada, maka dicari pola baru yang lebih universal, sehingga bisa dipakai untuk menjelaskan gejala tersebut.

3 komentar:

  1. bang sumbernya dari mana ya? buku apa yang jadi rujukan dari tulisan tersebut?? :) Mohon infonya bang.

    BalasHapus
  2. Kak mau tanya donk ini sumbernya dari mana??

    BalasHapus